Berita Pendidikan-
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia tidak hanya berdampak pada lumpuhnya sektor
perekonomian dan ancaman pada kesehatan manusia. Pandemi sejak awal tahun 2020
itu juga nyatanya menghentikan aktivitas belajar mengajar di berbagai tempat.
Menurut Wakil ketua MPR RI Jazilul Fawaid berhentinya
pendidikan selama ini bisa menghilangkan kecerdasan masyarakat satu generasi.
Politisi PKB itu prihatin ketika anak-anak lebih banyak di rumah dan tidak
melakukan aktivitas yang berarti.
"Hampir satu semester tidak terjadi proses pendidikan.
(Anak-anak) hanya main games online, itu sangat berbahaya. Kecerdasan yang
sudah terbangun bisa hilang bila tidak diisi dengan kegiatan yang sifatnya
menambah ilmu," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (13/8/2020).
Hal itu diungkapkannya di sela-sela acara peluncuran Gerakan
Bangkit Belajar (GBB) di Gedung Perpusnas, Jakarta kemarin. Politisi PKB ini
menuturkan gerakan ini bertujuan membantu siswa, guru, dan wali murid dalam
proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi COVID-19. GBB sudah
menjalankan programnya selama satu setengah bulan ini.
Dia memuji GBB sebab dalam programnya GBB telah mendirikan posko belajar di
2.156 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Di posko yang ada akan
dilengkapi wi-fi, smartphone dan relawan pendamping.
"Lihat fasilitas yang ada di posko, menjawab masalah
PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang selama ini dialami siswa, guru dan wali
murid," pujinya.
Ia berharap GBB menjadi inspirasi masyarakat lain untuk melakukan hal yang
sama. Sebab, perekonomian yang mandeg, tidak ada pekerjaan dan turun pendapatan
orang tua, serta kendala pada masalah alat teknologi informasi beserta
kuotanya, diakui Gus Jazil sebagai problem PJJ.
Menurut data yang ada dari 86 juta peserta didik, yang bisa
menyelenggarakan PJJ hanya 30 persen dari jumlah itu. Oleh karena itu, agar PJJ
lebih maksimal dan tidak membebani siswa, orangtua atau wali murid, serta guru,
dirinya mendesak kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk
menyusun peta kebutuhan PJJ.
"Bayangkan berapa juta anak yang tidak bisa mengikuti
proses pendidikan seperti itu. Dari berapa jumlah handphone yang dibutuhkan,
berapa kuota, jaringan internet, dan kurikulum yang mendukung, harus segera
bisa dipetakan," tegasnya.
Ia juga berharap Mendikbud mempunyai kepedulian pada siswa dan orangtua yang
tidak mampu ketika harus menempuh PJJ. "Ayo pak menteri bikin kebijakan
dan terobosan baru di masa pandemi COVID-19 ini. Masyarakat menunggu langkah
konkret pemerintah," pungkasnya.
Artikel ini bersumber dari: m.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar